Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan, kembali membahas kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Trump baru saja menerapkan Tarif Resiprokal putaran kedua kepada China dengan memberlakukan tarif impor dasar sebesar 10 persen untuk semua produk impor dari seluruh negara pada 2 April. Menurut Anthony, besaran tarif resiprokal berbeda untuk setiap negara, dengan China dikenakan tarif resiprokal tertinggi yaitu 54 persen.
China juga memberlakukan retaliasi dengan menerapkan tarif resiprokal balasan sebesar 34 persen terhadap semua produk Amerika. Anthony menyebut bahwa langkah Trump ini merupakan kejutan, karena mesin tarif resiprokal putaran kedua terhadap China dihidupkan dengan besaran tarif impor produk China ke Amerika mencapai 104 persen. Hal ini menunjukkan keseriusan Trump dalam kebijakan tarif resiprokalnya. China juga memberikan respons terhadap kebijakan tarif Trump, menunjukkan bahwa mereka tidak bisa diperlakukan sewenang-wenang oleh negara lain.Ini juga membuktikan bahwa China hanya bisa menerima kenaikan tarif impor sebesar 20 persen, dan bukan 54 persen. Dengan langkah tersebut, Anthony mengatakan bahwa Trump benar-benar serius dalam kebijakan tarif resiprokalnya. Menjadi penting untuk mengikuti perkembangan situasi ini terkait dampaknya terhadap ekonomi global dan hubungan dagang internasional.
