Pemkab Cilacap Mendorong Petani untuk Meningkatkan Produksi Padi demi Cukupi Kebutuhan Pangan

by -227 Views
Pemkab Cilacap Mendorong Petani untuk Meningkatkan Produksi Padi demi Cukupi Kebutuhan Pangan

Pemerintah Dorong Para Petani di Cilacap Tingkatkan Produksi Padi

Acara rapat koordinasi (rakor) stabilisasi pasokan dan harga pangan di Gedung PKK Sumekar Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, CILACAP – Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan target produksi beras dari 31,5 juta ton menjadi 35 juta ton pada tahun 2024. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Oleh karena itu, seluruh daerah diharapkan dapat meningkatkan produksi padi, termasuk Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pertanian mendorong para petani di daerah tersebut untuk meningkatkan produksi padi.

“Ke depan, produksi padi harus ditingkatkan karena target produksi pada 2024 lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 ini,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Susilan saat ditemui di sela-sela acara rakor stabilisasi pasokan dan harga pangan di Gedung PKK Sumekar Cilacap, Senin (27/11/2023).

Menurut Susilan, kebutuhan pangan ke depan semakin besar, sehingga produksi padi, khususnya di Cilacap harus meningkat.

“Cilacap harus berkontribusi, dengan peningkatan produksi berbagai jenis pangan, bukan hanya padi, tapi juga jagung, kedelai, dan umbi-umbian. Kita akan terus berusaha untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh pusat karena memang target produksi dari pusat cukup besar,” katanya.

Sementara itu, harga beras di pasaran saat ini terpantau telah stabil. “Sekarang sudah mulai stabil dengan adanya operasi pasar dari Bulog. Namun, untuk komoditas lain seperti cabai, harganya saat ini cukup tinggi,” kata Susilan.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan dan Perkebunan (Dispabun) Cilacap, Teguh Imam Purwanto berharap agar pasokan beras di Cilacap tidak banyak keluar.

“Dari gabungan kelompok tani (gapoktan) diharapkan akan ada kontribusi untuk menyumbangkan beras ke Bulog. Selain itu, pengalokasian dana desa sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan juga perlu ditingkatkan. Cilacap ini merupakan daerah yang surplus,” jelasnya.

Teguh juga mengingatkan agar petani berhati-hati dan tidak menjual beras ke luar daerah. “Jangan sampai beras terlalu banyak keluar dari Cilacap, karena beras bisa dibeli dan dijual bebas, dan Cilacap masih membutuhkan ketersediaan beras,” ucapnya.

Dia berharap bahwa cadangan pemerintah daerah cukup untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh Bulog, dan secara umum, Kabupaten Cilacap tidak kekurangan pangan, terutama beras. Harga beras juga dapat dijangkau oleh masyarakat.

Artikel ini sudah dipublikasikan di SUARA INDONESIA. Penulis artikel ini adalah Satria Galih Saputra dan diedit oleh Mahrus Sholih.