Sekitar 100 peserta terdiri dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) se-Malang Raya, Jawa Timur (Jatim) mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang diselenggarakan oleh Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim. Pelatihan mitigasi bencana ini diadakan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peningkatan Tenaga Kesejahteraan Sosial (PTKS) Dinas Sosial Jatim, Jalan Panglima Sudirman 93, Klojen, Kota Malang. Pelatihan ini digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu, (25-26/ 11/2023).
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jatim, Mohammad Chisjqiel yang membuka acara pelatihan mitigasi bencana tersebut mengatakan, konsep penanggulangan bencana kini digeser dari tanggap bencana ke pengurangan risiko.
“Kenapa dilakukan di Malang Raya, karena di daerah ini kerap terjadi bencana, seperti banjir bandang di Kota Batu, seperti beberapa waktu lalu,” ujar Mohammad Chisjqiel, Minggu (26/11/2023).
Menurut dia, setidaknya ada 14 ancaman bencana di Jatim. Apalagi bencana berdampak besar dalam kehidupan manusia. Keluarga juga akan mengalaminya.
Turut hadir Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Hikmah Bafaqih. Ia mengatakan penting sekali pelatihan mitigasi bencana yang yang dikonsep dalam acara Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) ini.
“Oleh karena itu kami berikan sosialisasi kepada IPNU/IPPNU se-Malang Raya, sehingga mereka bisa menyebarkannya terutama kepada keluarga terdekat,” ujar Hikmah Bafaqih.
Selain mendapat materi tentang mitigasi bencana, para peserta juga mendapatkan materi basic life support (bantuan hidup dasar) dari Pengurus SRPB Jatim, Dini Prastyo Wijayanti. Misalnya, bagaimana melakukan pertolongan terhadap orang yang terkena serangan jantung. Dan apa yang harus dilakukan.
Dini pun langsung mengajak para peserta untuk mempraktikkan pijat jantung terhadap korban. Dan para peserta itu antusias mengikuti kegiatan sesi ini.
“Serangan jantung akan tiba tak kenal usia tua atau muda. Artis, orang terkenal, maupun orang biasa banyak yang kena serangan jantung dan meninggal,” ungkap Dini di hadapan peserta. (*)