Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, kembali dinilai gagal merealisasikan beragam program yang digagas oleh pemkab setempat.
Hal itu, dikemukakan oleh sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pusat Atensi Kebijakan (Pusaka), melalui aksi demonstrasi di depan Kantor Disbudporapar Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (30/10/2023).
Korlap Aksi Pusaka Noris Sabit mengatakan, sejumlah program yang gagal itu di antaranya, pelaksanaan program santri entrepreneur yang sudah berjalan dianggap tidak jelas output-nya. Dan hanya menghabiskan dana miliaran. Dia menyebut, kegiatan tersebut adalah siluman.
Dia menilai, program siluman karena dianggap tidak sesuai dengan jumlah peserta yang mengikutinya, bahkan tidak ada transparansi kepada publik.
“Anggaran program tersebut Rp 1,2 miliar dengan peserta 40 orang. Apa output yang dihasilkan sekarang? Katanya barang, barangnya apa dan di mana,” kesalnya.
Noris Sabit menduga, dana miliaran tersebut dimakan oleh oknum birokrasi yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, berkaitan dengan kalender event Sumenep 2023 yang digelar dalam satu tahun penuh. Dia pun menyebut gagal, bahkan tidak perlu diadakan lagi untuk tahun berikutnya.
Sebab, dinilai hanya seremonial dan tidak berdampak positif terhadap warga secara menyeluruh. Jika ada, hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan tidak dengan perdesaan.
“Solusinya, menyusun program lain dan wajib melibatkan seluruh masyarakat. Baik perkotaan maupun perdesaan se Sumenep,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, Disbudporapar Sumenep tidak mampu mengelola wisata dengan baik. Selama ini, ia menilai mengalami penurunan. Padahal salah satu objek wisata tersebut menyumbang PAD. “Perlu ada evaluasi untuk Disbudporapar,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, menangkal tudingan aktivis Pusaka terkait program santri entrepreneur yang disebut fiktif.
Menurutnya, program itu sudah berjalan dengan baik dan bahkan output-nya jelas untuk santri walaupun tidak 100 persen berhasil. “Tapi selalu memantau agar peserta bisa mandiri. Dan buktinya ada,” elaknya.
Sementara untuk kalender event, juga sudah berdampak bagus terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumenep. Hal itu didukung dengan berbagai pergelaran yang sudah terlaksana selama ini.
Dan pariwisata sendiri, dirinya membeberkan event yang akan berlangsung pada 3-5 November 2023, yakni festival Dewi Cemara. Sumenep menjadi tuan rumah.
“Dengan ini terbukti, bahwa sektor pariwisata di Sumenep menggeliat. Bahkan, setiap pergelaran selalu melibatkan UMKM,” pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta: Wildan Mukhlishah Sy
Editor: Mahrus Sholih