Perkembangan Proyek Konstruksi GIK UGM Mencapai 70,33%, Menteri Basuki Menekankan Pentingnya Pempercepatan

by -137 Views
Perkembangan Proyek Konstruksi GIK UGM Mencapai 70,33%, Menteri Basuki Menekankan Pentingnya Pempercepatan

Jumat, 27 Oktober 2023 – 08:05 WIB

Yogyakarta – PT Waskita Karya (WSKT) melakukan percepatan pekerjaan proyek Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada Februari 2024.

Baca Juga :

Mahasiswa UGM Temukan Senyawa Baru untuk Atasi Salmonellosis

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berharap proyek tersebut selesai lebih cepat, yaitu pada akhir tahun 2023. Hal ini disampaikan saat kunjungan kerja untuk meninjau progres pekerjaan konstruksi pada hari Selasa kemarin bersama Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dan Direktur Operasi I Waskita Karya I Ketut Pasek Senjaya Putra.

Menurut Menteri Basuki, meskipun berharap proyek selesai lebih cepat, tim proyek harus memperhatikan kualitas yang baik.

Baca Juga :

Jokowi Buka-bukaan Keputusan Bangun MRT Tak Pikirkan Untung-Rugi, Tapi Politis

“Akhir tahun 2023 harus sudah siap terutama pada zona C dan zona D. Seluruh tim kerja harus memulai pekerjaannya dengan niat dan semangat untuk menyelesaikannya dengan kualitas terbaik,” kata Basuki seperti dikutip dari keterangannya, Jumat, 27 Oktober 2023.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Baca Juga :

Jokowi Tegaskan Tujuan Pembangunan RI: Hilirisasi hingga Keberlanjutan

Direktur Operasi I Waskita Karya I Ketut Pasek Senjaya Putra mengatakan, waktu pelaksanaan konstruksi Gedung GIK UGM sesuai kontrak kerja membutuhkan waktu 600 hari pengerjaan sejak Juni 2022 dan diharapkan selesai pada Februari 2024.

“Hingga Oktober 2023, progres konstruksi telah mencapai 70,33 persen, lebih cepat dari rencana sebelumnya. Kami berusaha dengan semua tenaga agar dapat selesai sebelum target yang telah ditentukan,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa percepatan progres konstruksi dalam pembangunan Gedung GIK UGM ini disebabkan oleh penerapan BIM 5D oleh tim proyek. Penerapan BIM 5D membuat proses pekerjaan lebih cepat dan efektif, mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off, cost estimate, hingga koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek.

Seluruh proses kegiatan proyek tercatat dan tersimpan dalam sistem data berbasis cloud sehingga dapat diakses secara real-time di mana pun dan kapan pun. Selain itu, tim proyek juga menerapkan green construction dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, memperhatikan kualitas udara di sekitar proyek, dan mengelola limbah bangunan.

“Perusahaan selalu mendorong pengembangan green construction dalam setiap proyek yang dilakukan. Hal ini merupakan upaya Waskita dalam meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem, memperbaiki kualitas udara, mengurangi limbah, dan melestarikan sumber daya alam,” jelas Pasek.

Kantor PT Waskita Karya Tbk.

Gedung GIK UGM juga dirancang dengan inovasi arsitektur modern dan berfungsi sebagai fasilitas pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa. Gedung ini memiliki 3 lantai dengan atap yang digunakan sebagai ruang terbuka, dilengkapi dengan ruang auditorium, sport hall, gym, classroom, ruang gallery, amphitheatre, student center, kantor, co-working space, rooftop, dan parkir basement.

“Kami ingin menonjolkan konsep green building yang terlihat indah dan ramah lingkungan sehingga nyaman bagi civitas akademika UGM. Diharapkan Gedung GIK UGM dapat memberikan pembelajaran tidak hanya bagi dosen dan mahasiswa, tetapi juga untuk perkembangan pelaku industri yang terlibat di dalamnya,” tutup Pasek.

Halaman Selanjutnya

Percepatan progres konstruksi pada pembangunan Gedung GIK UGM ini dikarenakan tim proyek melakukan penerapan BIM 5D. Penerapan BIM 5D membuat proses pekerjaan pada proyek menjadi lebih cepat dan efektif, mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off, cost estimate, hingga koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek.