Warga Jombang Temukan Belatung pada Bantuan Makanan Tambahan Stunting yang Tidak Layak Konsumsi

by -118 Views

Warga Jombang Temukan Belatung pada Bantuan Makanan Tambahan Stunting

Syaiful Anwar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang saat di konfirmasi media Senin (13/11/2023).( Foto : Gono Dwi Santoso/Suaraindonesia.co.id)

JOMBANG, SUARAINDONESIA – Warga menemukan belatung pada bantuan makanan tambahan stunting di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Makanan itu diberikan kepada anak dan ibu hamil (bumil) dalam kegiatan pos pemulihan gizi (PPG).

Belatung itu ditemukan dalam sayuran yang diduga diberikan oleh petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, pada acara PPG di Kecamatan Sumobito, Senin (13/11/2023).

Dalam foto yang beredar di media sosial, nampak belatung berada di dalam sayur sop yang dibungkus plastik. Tak hanya itu, bumil di Kecamatan Bareng juga mendapatkan susu yang ada belatungnya.

Kades Madiopuro, Kecamatan Sumobito, Suwito Hadi mengaku, dua dari delapan warganya yang menerima bantuan stunting saat acara PPG, mendapatkan makanan tambahan tidak layak. “Bantuannya saya tolak semua. Saya kembalikan. Karena makanannya tidak layak dikonsumsi,” ujarnya.

“Ia mengaku heran, mengapa anggaran ratusan juta rupiah dari pemerintah untuk stunting, tapi makanan tambahan untuk perbaikan gizi justru tidak layak konsumsi.”

Diketahui, alokasi anggaran untuk balita stunting tahun ini dari Dinkes Jombang sebesar Rp 379,7 juta. Dana sebesar itu diperuntukkan bagi 5.354 anak di kabupaten setempat.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Jombang Syaiful Anwar menuturkan, saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi terkait temuan makanan tambahan stunting dan ibu hamil yang berbelatung tersebut.

Pembagian makanan tambahan berupa makanan lokal, diungkapkannya dimulai hari ini dan rencananya akan diberikan setiap hari ke para penerima di wilayah Kabupaten Jombang, selama 30 hari ke depan.

“Dukung pakai susu formula karena lebih efektif untuk menambah berat badan, tapi ada kebijakan dari pusat untuk menggunakan makanan lokal,” pungkasnya. (*)