Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan akan menguat dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang antara China dan AS, menurut analis Doo Financial Futures, Lukman Leong. Pernyataan terbaru dari mantan Presiden AS Donald Trump yang kembali menyinggung tarif impor juga membuat pasar berharap akan adanya pembicaraan dagang baru antara kedua negara tersebut.
Menurut Lukman, sikap terbuka China untuk kembali melakukan negosiasi juga memperkuat optimisme pasar global. Meskipun pemerintah AS telah mencabut kebijakan pembebasan bea masuk terhadap barang impor kecil dari China dan Hong Kong, dampaknya terhadap pasar dinilai cukup minimal.
Meski ada sentimen positif dari luar negeri, namun rupiah tetap menghadapi tekanan dari dalam negeri. Data ekonomi terbaru memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mengalami kontraksi sebesar -0,89% pada kuartal pertama 2025. Hal ini diyakini akan membatasi penguatan rupiah. Dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal, prediksi nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.500 per dolar AS.
