Pemerintah Jepang menunjukkan minat dalam investasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Solok, Sumatera Barat. Sebagai respons, Indonesia dan Jepang sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam energi hijau dan infrastruktur berkelanjutan melalui Asia Zero Emission Community (AZEC). Kesepakatan tersebut diumumkan setelah pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang untuk AZEC, H.E. Fumio Kishida. Selain itu, dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, komitmen untuk kerja sama tersebut juga dijelaskan.
Menko Airlangga mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan wujud visi bersama antara Indonesia dan Jepang dalam menciptakan masa depan yang hijau dan berketahanan. AZEC dijadikan platform penting untuk memperkuat kerja sama lintas sektor, meliputi teknologi, pendanaan, dan kebijakan. Kemitraan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan ekonomi rendah karbon.
Salah satu proyek konkret dari kerja sama ini adalah PLTP Muara Laboh di Solok, Sumatera Barat, dengan nilai investasi sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 8,2 triliun. Proyek ini berkapasitas 80 megawatt dan telah mencapai tahap financial close pada 18 April 2025, siap memasuki tahap konstruksi. Menurut Airlangga, proyek ini menjadi tonggak penting dalam implementasi AZEC dan merupakan contoh investasi ramah lingkungan yang akan berdampak positif bagi ketahanan energi nasional.