Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, memberikan tanggapannya terhadap kabar pembatalan investasi konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution dalam proyek baterai listrik di Indonesia. Menurut Ferdinand, keputusan ini tidak mengejutkan baginya dan ia mengeluarkan sindiran terkait posisi Indonesia dalam rantai pasok bahan baku. Ia menyoroti kepemilikan nikel yang merupakan komoditas utama dalam ekosistem baterai kendaraan listrik, namun mengklaim bahwa kendati nikel diambil dari Indonesia, penguasaan pasarnya tidak berada di tangan bangsa sendiri.
Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution memutuskan untuk tidak terlibat dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan nilai sekitar 11 triliun won atau sekitar USD 7,7 miliar. Konsorsium ini terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan beberapa mitra lainnya. Mereka sebelumnya telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa perusahaan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, meliputi seluruh tahapan rantai pasok dari bahan mentah hingga produksi sel baterai. Ferdinand Hutahaean mengekspresikan pandangan dan sindirannya terhadap situasi ini melalui akun media sosial pribadinya.
