Dilaporkan bahwa sebanyak 17 orang telah meninggal akibat kecelakaan yang melibatkan kereta api di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) selama periode Januari hingga Maret 2025. Data dari Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menunjukkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi baik di jalur rel kereta maupun perlintasan sebidang. Franoto menyatakan keprihatinannya atas tingginya angka korban, yang menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya di sekitar rel kereta. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi acuan dalam hal ini.
Franoto juga menegaskan bahwa keselamatan di sekitar jalur kereta tidak hanya berkaitan dengan palang pintu, tetapi juga kultur dan disiplin masyarakat. Pihaknya mendesak semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah daerah, untuk berperan aktif dalam menjaga keselamatan di sekitar rel kereta. Meskipun telah dilakukan berbagai kampanye keselamatan, data menunjukkan adanya peningkatan kecelakaan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya investasi dan kolaborasi untuk membangun sistem perlintasan yang aman. Franoto juga menyoroti kesenjangan antara pembangunan infrastruktur kereta api dan kesiapan sosial masyarakat. Dalam konteks ini, penegakan hukum, edukasi, dan kolaborasi antarinstansi menjadi kunci dalam upaya mengurangi angka kecelakaan di jalur kereta api. Franoto menegaskan bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab bersama, dan tindakan preventif sederhana pun dapat menyelamatkan nyawa.
