Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami kenaikan pada akhir perdagangan Jumat. Hal ini didorong oleh penurunan data inflasi Amerika Serikat dan harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Kurs rupiah di pasar spot menguat 28 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.796 per dolar AS. Meskipun demikian, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia malah mengalami pelemahan ke level Rp16.805 per dolar AS.
Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, pelemahan inflasi AS menjadi faktor utama yang mendukung penguatan rupiah. Data inflasi bulanan Amerika Serikat menunjukkan penurunan dari 0,2 persen menjadi minus 0,1 persen, sementara secara tahunan turun dari 2,8 persen menjadi 2,4 persen. Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih cepat, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi dari perang dagang.
Tingginya harapan pemangkasan suku bunga ditunjukkan oleh hasil polling CME FedWatch, di mana lebih dari 50 persen pelaku pasar berpendapat bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75 hingga 100 basis poin. Sementara itu, dolar AS mengalami pelemahan akibat kekhawatiran akan resesi, terutama setelah Amerika Serikat dan China saling memberlakukan tarif impor yang tinggi. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menaikkan tarif impor atas produk China menjadi 145 persen dari sebelumnya 125 persen.