FAJAR.CO.ID, POLMAN – Di tengah keindahan kebun kakao yang luas di Polman, Forum Petani Kakao (FPK) merasakan kesulitan dalam perjuangan mereka.
Keluhan-keluhan yang terdengar dari Koordinator FPK, Andi Iqbal, menunjukkan keputusasaannya terhadap dana bonus premi yang seharusnya mereka terima.
Selama dua tahun terakhir, mereka seperti nelayan yang menunggu hasil tangkapan, namun hasilnya nihil. “Para petani kakao sudah lama tidak menerima bonus yang seharusnya diberikan oleh perusahaan Aji Assul,” kata Iqbal dengan suara penuh kekecewaan.
Berdasarkan kesepakatan kerja sama yang telah dibuat, petani seharusnya menerima bonus setiap tahun. Namun, kenyataannya berbeda. Di balik harapan mereka, terjadi pelanggaran yang perlu diselesaikan.
“Perusahaan harus membayar bonus sejumlah Rp700 per kilogram untuk petani bersertifikat dan Rp100 per kilogram untuk pedagang mitra,” ungkapnya, menegaskan bahwa ketidakpastian ini merupakan pelanggaran kesepakatan yang tidak dapat ditoleransi.
Andi Iqbal merasa malu bersama rekan-rekannya karena harus mengungkapkan keluhan ini ke publik. Dengan keberanian yang terpaksa, mereka menunjukkan bahwa keadilan harus ditegakkan.
Melihat kekayaan Aji Assul yang dilaporkan mencapai Rp50,438 miliar, Iqbal berpendapat bahwa perusahaan seharusnya memberikan prioritas kepada hak-hak petani.
“Kami sebenarnya merasa malu harus mengungkapkan ini. Namun, ini tentang nasib teman-teman kami yang belum mendapatkan haknya,” ucapnya, suaranya bergetar karena harapan yang besar.