FAJAR.CO.ID, BULUKUMBA — Rencana pembangunan pabrik urea dan amonia serta kilang minyak di Bulukumba dinilai dapat memacu perekonomian. Selain itu, aksebilitas terhadap pupuk yang kerap langka di Sulawesi Selatan (Sulsel) dianggap bisa teratasi.
“Ini merupakan langkah maju untuk membantu Pemerintah Daerah. Khususnya di Bulukumba dan Sulsel umumnya,” kata Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin, Prof Marzuki DEA kepada fajar.co.id, Minggu (27/3/2024) melalui WhatsApp.
Proyek tersebut, digodok PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau Perseroda, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bulukumba. Dua pihak itu telah melakukan penandatanganan MoU pada Kamis malam, (14/3/2024).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Plt Direktur Utama Perseroda Sulsel Machmud Achmad dan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf. Disaksikan Koordinator Investor dari Malaysia, Datok Mohd Emir Mavani Abdullah.
Di naskah MoU itu disepakati lokasi pembangunan di Desa Lemo-lemo, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba di atas lahan 300 hektare.
“Bulukumba sebagai daerah pemulaan untuk rencana pembangunan pabrik tersebut memang tepat jadi tempat pembangunan pabrik karena lokasinya secara geografis sebagai daerah pusat pertanian pangan dan holtikultura di bagian selatan Sulsel,” ujar Marzuki.
Hal itu, disebut relevan dengan upaya mengoptimalkan Sulsel sebagai daerah lumbung pangan nasional. Sehingga keberlangsungan produksi pangan, beras dan rencana pengembangan holtikultura pisang cavendish dapat terlaksana sesuai rencana.