FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Utang pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi pada Februari 2024 tercatat mencapai Rp8.253 triliun. Angka ini memecahkan rekor bulanan tertinggi sepanjang sejarah. Jumlah tersebut setara dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,75%.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, juga turut membahas terkait melonjaknya utang pemerintah dalam cuitannya di aplikasi X (twitter). Menurutnya utang yang melonjak adalah satu dari sekian karya Jokowi selama memimpin Indonesia.
“Karya Jokowi selama jadi Presiden. YANG DIRUSAK: 1) KPK 2) MK 3) DPR 4) Parpol 5) Aparat Penegak Hukum 6) Perguruan Tinggi 7) Teknokrat 8) utang melonjak,” tulis Said Didu, dikutip dari akunnya @msaid_didu, Selasa (5/3/2024).
Selain yang dirusak, mantan anggota MPR RI tahun 1997 ini juga membeberkan yang diperbaiki Jokowi. “YANG DIPERBAIKI 1) Oligarki 2) Dinasti 3) Sistem politik uang 4) infrastruktur yg merugikan BUMN,” tambahnya.
Sementara itu, dilansir dari Bloomberg Technoz, Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menganalisis, jika dihitung, setiap Warga Negara Indonesia menanggung beban utang pemerintah sebesar Rp30,5 juta.
“Sementara postur belanja pemerintah yang lebih ekspansif dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan meningkatkan beban utang per penduduk hingga Rp40 juta,” ujar Bhima pada Senin (4/3/2024).
Bhima menilai, praktik utang yang ugal-ugalan tanpa solusi untuk mengurangi utang akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.