Mak Lampir Bergabung dalam Pesta Demokrasi di Banyuwangi

by -130 Views
Mak Lampir Bergabung dalam Pesta Demokrasi di Banyuwangi

Sebuah Ide Kreatif, Saat Mak Lampir Ikut Ramaikan Pesta Demokrasi di Banyuwangi

Warga berkostum Mak Lampir di Banyuwangi, Jawa Timur, ikut nyoblos di TPS, Rabu (24/2/2024). (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI – Ada-ada saja ide yang dilakukan warga di Banyuwangi, Jawa Timur, demi menyukseskan pesta demokrasi Pemilu 2024. Saat tengah berlangsungnya pencoblosan di TPS 07, Dusun Wonorekso, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Rabu (24/2/2024), muncul sosok menyeramkan dan tak asing.

Ya, di TPS tersebut ada Mak Lampir. Tokoh terkenal dalam serial film Misteri Gunung Merapi. Warga sengaja mengenakan kostum tersebut karena ingin tampil berbeda saat menyalurkan hak suaranya di TPS.

Sontak kehadiran sosok yang tampil menyeramkan ini menjadi pusat perhatian. Bahkan beberapa warga yang datang bergiliran berfoto bersama dengan sosok Mak Lampir itu.

Sosok di balik karakter Mak Lampir ini bernama Slamet Suwito, warga setempat. Ia merupakan seorang seniman lakon yang cukup familiar Banyuwangi. Di Banyuwangi ia lebih akrab disapa Mamet.

Mamet mengatakan alasannya tampil sebagai Mak Lampir adalah untuk menyemarakan pesta demokrasi 5 tahunan ini. “Biar tampil beda, lebih semarak tujuannya untuk menghibur. Namanya ini pesta demokrasi yang penting tidak menyalahi aturan,” kata Mamet.

Mamet mengatakan hampir setiap minggu memerankan sosok Mak Lampir. Biasanya ia berdandan Mak Lampir untuk menghibur pengunjung pasar rakyat Wit-witan yang menjadi ikon di desa setempat.

“Jadi ya sudah sering tampil begini (sebagai sosok Mak Lampir),” ujarnya.

Sementara Ketua TPS 07, Fikril Hadi menyampaikan apresiasinya terhadap ide kreatif yang digagas Mamet. Menurutnya cara itu cukup efektif untuk menarik minat dan partisipasi masyarakat untuk mencoblos.

“Kita di TPS 07 sangat mengapresiasi. Ini menjadi unik menjadi daya tarik yang dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mencoblos,” ujarnya.

Pewarta: Muhammad Nurul Yaqin

Editor: Imam Hairon