Cadangan Minyak dan Gas di Aceh dan Kalimantan Timur Mendapat Perhatian Internasional, Pakar Energi Menyarankan Pertimbangan Lebih Lanjut

by -80 Views

Penemuan dua titik cadangan gas jumbo di Indonesia menjadi sorotan publik. Pakar Energi menilainya sebagai angin segar di tengah lesunya investor Minyak dan Gas (Migas).

“Bagaimana pun temuan tersebut memberikan angin segar serta menjadi salah satu harapan secara ekonomi di tengah lesunya investor migas,” kata Pakar Energi Universitas Hasanuddin, Musri kepada fajar.co.id, Kamis (4/1/2024).

Musri mengungkapkan, hal itu terjadi karena cadangan minyak makin sulit ditemukan. Belum lagi isu transisi energi bersih yang kini jadi tantangan.

“Selain karena semakin sulitnya mendapatkan cadangan minyak, tetapi juga isu global ke energi bersih menyebabkan lembaga keuangan secara internasional enggan berinvestasi,” ungkapnya.

Sementara gas, menurutnya lebih baik dibanding minyak. Jika ditilik dari emisi karbon yang dihasilkan.

“Secara nasional tentu gas merupakan harapan dan terbaik untuk mengisi transisi energi menuju energi hijau. Paling tidak gas memiliki emisi 50% lebih kecil dari batubara,” jelasnya.

Namun untuk menarik minat investor, Musri menyampaikan, dibutuhkan kesiapan pemerintah untuk meyakinkan investor. Terutama soal infrastruktur yang memadai.

Apalagi, penemuan cadangan gas tersebut dengan porsi jumbo. Perusahaan migas Italia, ENI, pada Oktober 2023 menemukan cadangan gas dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.

Dilansir dari website resmi ENI, penemuan gas itu berasal dari sumur eksplorasi Geng North-1 yang dibor di PSC Ganal Utara. Jaraknya 85 km dari Kalimantan Timur, Indonesia.