Prabowo Subianto mengenang pertemuannya dengan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution saat masih menjadi taruna di AKABRI, di Magelang. Prabowo merasa beruntung dapat berdialog langsung dengan sosok yang merupakan salah satu pendiri TNI dan tokoh kunci dalam perang kemerdekaan Indonesia.
Nasution dikenal sebagai seorang jenderal yang menguasai profesinya, jujur, bersahaja, dan tidak pernah terlibat dalam korupsi. Prabowo belajar banyak dari Nasution dan merasa terhormat dapat menjadi murid dari seorang pelaku sejarah.
Meskipun pada masa itu Nasution termasuk anggota Kelompok Petisi 50 yang diperlakukan sebagai persona non grata oleh rezim Orde Baru, Prabowo tetap merawat hubungan baik dengannya. Meskipun beberapa orang menuduh Prabowo tidak loyal pada Pak Harto karena menjaga hubungan dengan kelompok oposisi seperti Nasution, Prabowo tetap menghormati dan menjaga silaturahmi dengan Nasution dan keluarganya.
Prabowo juga menegaskan bahwa menjaga silaturahmi dengan Nasution dan kelompok oposisi bukan berarti ikut garis politik mereka, namun sebagai bentuk sikap kemanusiaan dan penghormatan kepada mereka yang berjasa kepada tentara, bangsa, dan negara.
Prabowo juga mengungkapkan kehilangannya ketika Nasution meninggal, menyebutnya sebagai sosok guru, panglima, dan pemimpin yang patut diteladani.