Cao Cao, pemimpin yang brilian, selalu memimpin dari garis depan dan ikut berperang bersama anak buahnya sejak awal karier militernya. Keahliannya dalam bela diri dan strategi perang membuat loyalitas Cao Cao terhadap pasukannya menjadi kunci utama dalam kepemimpinannya. Kesetiaan yang dia tunjukkan kepada anak buahnya membuat para prajuritnya rela mati demi dia, sehingga cita-citanya untuk menyatukan kembali Tiongkok yang terpecah bukanlah pekerjaan yang mudah.
Masa “Tiga Kerajaan” dianggap sebagai salah satu masa yang paling signifikan dan menarik untuk dipelajari dalam sejarah Tiongkok. Dimulai dengan melemahnya pemerintahan Dinasti Han pada abad ke-2 yang menyebabkan kerusuhan hampir di seluruh daratan Tiongkok.
Dalam kekacauan tersebut, tokoh pemimpin yang karakternya kuat muncul, salah satunya adalah Cao Cao. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum dengan adil, tanpa pandang bulu. Keberaniannya dianggap terlalu berbahaya oleh para pemimpin lainnya sehingga ia diangkat menjadi komandan pasukan kavaleri untuk menumpas pemberontakan di Provinsi Yu. Meskipun berhasil menumpas pemberontakan, Cao Cao mengalami perselisihan dengan para pejabat istana dan Jenderal He Jin di Luoyang.
Situasi kekacauan semakin memburuk setelah Jenderal Dong Zhuo menggulingkan kaisar. Cao Cao menolak untuk membantu Dong Zhuo, malah membentuk koalisi dengan gubernur dan pimpinan daerah lainnya untuk melawan Dong Zhuo. Setelah masa kekacauan tersebut, Cao Cao berhasil mengambil alih Chang An dan Luoyang, serta menyelamatkan Kaisar Xian.
Meskipun menghadapi perlawanan dari Liu Bei dan Sun Quan, Cao Cao berusaha untuk menyatukan kembali Tiongkok. Namun, ia wafat sebelum mewujudkan cita-citanya. Dalam wasiatnya, Cao Cao menyatakan bahwa negara Tiongkok belum stabil untuk menghias makamnya dengan emas dan batu Giok.
Kepemimpinan yang inspiratif yang ditinggalkan oleh Cao Cao, dengan keahliannya dalam bela diri dan strategi perang, serta loyalitasnya terhadap pasukannya, tetap menjadi kunci utama dalam kepemimpinannya.
Sumber: https://prabowosubianto.com/cao-cao/