Pemerintah Siap Salurkan Bantuan Menghadapi Kenaikan Harga Beras sebagai Masalah Global

by -115 Views

Selasa, 24 Oktober 2023 – 16:38 WIB

Kementerian Keuangan memastikan bahwa masalah kenaikan harga beras yang saat ini terjadi tidak hanya menjadi masalah bagi Indonesia saja, tetapi juga menjadi masalah bagi negara-negara di tingkat global.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, saat menjadi pembicara dalam BNI Investor’s Daily Summit 2023. “Jadi (beras) ini tidak hanya terkait masalah domestik saja, karena ini adalah masalah besar di seluruh dunia secara global,” kata Febrio dalam telekonferensi, Selasa, 24 Oktober 2023.

Dia menjelaskan, meskipun inflasi sudah menurun pada tingkat 2,28 persen secara year-on-year (yoy), namun inflasi yang terjadi pada volatile food (komponen harga bergejolak) mulai meningkat. Hal itu terjadi pada harga cabai dan bawang yang saat ini mengalami deflasi, namun harga beras justru mengalami inflasi yang dirasakan dengan cukup signifikan.

Karenanya, Febrio memastikan bahwa peran APBN akan kembali berada pada posisi sebagai shock absorber atau peredam kejutan, sebagai bentuk antisipasi dari dampak kenaikan harga beras tersebut. “Antisipasi yang harus kita lakukan adalah memerankan APBN sebagai shock absorber. Kita pastikan APBN siap melakukan perannya,” ujar Febrio.

Maka dari itu, lanjut Febrio, saat ini pemerintah menilai perlunya menggenjot belanja, terutama dari sisi ketahanan pangan dan stabilitas harga. Sehingga, pemerintah pun memberikan sinyal bahwa mereka akan kembali memberikan bantuan untuk menstabilkan harga beras dan daya beli masyarakat.

“Saat harga beras yang masih tinggi, kita sudah impor beras untuk memastikan suplainya ada,” kata Febrio.

Namun, dia mengaku bahwa hal tersebut masih harus dibicarakan lebih lanjut oleh pemerintah. Karenanya, masyarakat diminta untuk menunggu pengumuman terkait adanya bantuan untuk menstabilkan harga beras tersebut.

“Ini sedang kita siapkan, tinggal tunggu saja pengumumannya. Kita ingin lebih berani nanti, jadi kita tunggu saja kebijakan lebih spesifiknya. Mungkin tidak lama lagi,” ujarnya.