Forum Komunitas Hijau yang dipimpin oleh Achmad Yusran telah meminta izin untuk melakukan audit terhadap aktivitas tambang emas PT Masmindo Dwi Area di Luwu. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap peledakan pertama yang telah dilakukan oleh perusahaan tambang tersebut. Yusran menegaskan bahwa keanekaragaman hayati di pegunungan Latimojong terganggu oleh dentuman peledakan yang berasal dari tambang emas Masmindo. Ia mempertanyakan apakah peledakan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Meskipun PT Masmindo telah mengklaim bahwa semua aktivitasnya telah mematuhi standar keselamatan, Yusran tetap mempertanyakan untuk siapa sebenarnya standar keselamatan tersebut ditetapkan. Aktivitas peledakan yang dilakukan oleh Masmindo disebut sebagai aktivitas yang terukur, terkendali, serta telah mematuhi peraturan terkait bahan peledak. Namun, menurut Yusran, di lapangan terdengar suara dentuman yang lebih keras dari klaim perusahaan, yang juga disampaikan oleh sejumlah mahasiswa pencinta alam yang mendengar langsung aktivitas tersebut.
Yusran juga menyoroti dampak aktivitas PT Masmindo terhadap kerapuhan struktur geomorfologi kawasan hulu DAS Rongkong-Walanae yang rawan longsor. Dia menyatakan bahwa pembukaan lahan tambang telah mengganggu resapan alami, menyebabkan penurunan daya tampung air, serta membuat sungai menjadi keruh. Selain itu, standar yang dibanggakan oleh perusahaan mungkin hanya mencakup aspek keselamatan teknis di titik operasi, tanpa memperhitungkan aspek keselamatan ekologis dan sosial jangka panjang. Oleh karena itu, Yusran menegaskan perlunya audit independen terhadap aktivitas tambang PT Masmindo dan menyerukan agar peledakan dihentikan selama musim hujan.
