Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Lamong di Kabupaten Gresik terus meluas dan melanda ribuan rumah warga di Kecamatan Benjeng dan Kecamatan Balongpanggang. Desa Deliksumber merupakan area yang paling parah terdampak, dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa, menyebabkan aktivitas warga lumpuh. Banjir juga merendam jalan lingkungan, fasilitas umum, dan ratusan hektare lahan pertanian. Seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik hampir terseret oleh derasnya arus saat mencoba melewati Jalan Raya Ngablak di Desa Kedungrukem, Kecamatan Benjeng, meskipun akses tersebut sudah ditutup karena genangan air.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik mencatat bahwa setidaknya 2.000 rumah terdampak banjir, tersebar di beberapa desa di Kecamatan Benjeng. Banjir di Desa Lundo mengakibatkan genangan air pada jalan poros desa (JPD), rumah warga, makam, musala, dan area persawahan seluas 118 hektare. Sementara itu, di Desa Sedapurklagen, air menggenangi JPD, jalan lingkungan, 40 rumah, serta fasilitas umum seperti SD, TK, dan PAUD. Banjir juga terjadi di Desa Bulurejo, Desa Dermo, Desa Klampok, Desa Sirnoboyo, dan Desa Kedungsekar, yang meliputi jalan raya, JPD, dan jalan lingkungan.
Penyebab terjadinya banjir dipicu oleh curah hujan tinggi dan kiriman air dari wilayah hulu, yang menyebabkan debit Sungai Lamong meluap ke permukiman. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, F.X. Driatmiko Herlambang, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan banjir. Petugas juga memantau tinggi muka air (TMA) dan curah hujan di daerah aliran sungai (DAS) Kali Lamong, bekerjasama dengan pemerintah desa terdampak, dan menyiagakan perahu karet di beberapa wilayah terdampak. Meskipun banjir telah mulai surut, beberapa desa masih mengalami genangan air.