Tottenham Hotspur akhirnya mengakhiri penantian 17 tahun tanpa trofi dengan kemenangan 1-0 atas Manchester United dalam final Liga Europa UEFA yang berlangsung di Bilbao. Kemenangan ini memberikan Spurs gelar Eropa pertama sejak 1984 dan mengamankan tempat mereka di Liga Champions UEFA musim depan. Di sisi lain, kekalahan ini menandai puncak pahit dari musim yang sulit bagi Manchester United.
Pertandingan final ini berlangsung dengan tensi tinggi meskipun kualitas permainan dinilai rendah. Brennan Johnson mencetak gol tunggal melalui upaya “scrappy” yang membentur bek Manchester United, Luke Shaw. Meski demikian, laga ini diwarnai dengan momen krusial seperti penyelamatan brilian oleh Micky van de Ven dari Tottenham dan penampilan dominan Cristian Romero, yang dinobatkan sebagai Hankook Player of the Match. Strategi taktis Ange Postecoglou membuka jalan bagi kemenangan Spurs.
Kemenangan ini menyempurnakan musim gemilang Tottenham dengan mengakhiri puasa trofi 17 tahun dan memastikan tempat di Liga Champions musim depan. Trofi pertama sejak 2008 ini juga memberikan pembenaran bagi Postecoglou yang memprioritaskan Liga Europa. Namun, kemenangan ini juga menjadi ironis bagi mantan kapten Tottenham, Harry Kane, yang tidak memenangkan trofi bersama klubnya sebelum bergabung dengan Bayern Munich.
Di sisi lain, final Liga Europa menyoroti berbagai masalah dalam musim United. Performa buruk mereka sepanjang musim mencakup masalah defensif, kurangnya ancaman yang konsisten, dan kerugian finansial signifikan. Ruben Amorim, manajer United, menegaskan bahwa ia akan tetap bertahan meskipun tekanan dari luar. Kekalahan ini memperdalam krisis klub dan menunjukkan perlunya perubahan organisasi dan strategis yang signifikan di masa depan.
