Para petani dan warga di Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, bekerja sama dengan Pemerintah Desa untuk membangun tanggul guna melindungi persawahan dari banjir luapan sungai Bengawan Solo. Mereka menggunakan karung goni yang diisi dengan tanah sehingga membentuk benteng sepanjang sekitar 100 meter di sekitar anak sungai dan pematang sawah. Bantuan sebanyak 1.000 karung goni dari BPBD Kabupaten Gresik digunakan untuk proyek ini. Kepala Desa Bungah, Subaqir, menyebutkan bahwa pembangunan tanggul dilakukan dengan gotong royong dari pagi hingga siang hari.
Desa Bungah memiliki total 39 hektar lahan persawahan yang rawan terendam banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo. Tanpa upaya penanggulangan seperti ini, seluruh areal persawahan bisa tergenang banjir. Dengan ketinggian air berkisar antara 30 hingga 50 sentimeter, banjir di Desa Bungah pada Minggu terjadi akibat hujan deras yang memicu luapan sungai.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, F.X. Driatmiko Herlambang, menyatakan bahwa desa tersebut rentan terhadap banjir luapan sungai Bengawan Solo karena tidak memiliki tanggul. Dampak dari intensitas hujan yang tinggi di wilayah terdampak juga turut memperparah kondisi. Desa Bungah membutuhkan solusi yang lebih konkret dan tanggul yang kuat untuk mengatasi banjir musiman yang kerap melanda. Upaya kolaboratif antara petani, warga, dan pemerintah setempat merupakan langkah awal yang baik dalam mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut.