Kepala Bakesbangpol Sumenep, Achmad Dzulkarnain, menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam memelihara toleransi dan wawasan kebangsaan, terutama di masa efisiensi anggaran pada tahun 2025. Meskipun adanya keterbatasan dalam kegiatan sosialisasi, nilai-nilai kebangsaan harus dipertahankan melalui partisipasi aktif dari berbagai kalangan masyarakat. Achmad Dzulkarnain juga menyatakan bahwa penguatan wawasan kebangsaan biasanya dilakukan melalui penyampaian materi tentang toleransi, kerukunan beragama, dan pencegahan radikalisme, terutama di lingkungan pendidikan seperti SMA dan pondok pesantren.
Kendati demikian, efisiensi anggaran pada tahun 2025 dapat membatasi kegiatan tersebut, sehingga keterlibatan masyarakat akan semakin diperlukan. Dzulkarnain mencatat bahwa Kabupaten Sumenep memiliki modal sosial yang kuat dalam hal toleransi, yang ditunjukkan dengan minimnya konflik antarumat beragama di daerah tersebut. Dia juga menyoroti Pabean Sumenep sebagai contoh positif, di mana tempat ibadah dari berbagai agama berdampingan tanpa konflik berarti.
Dzulkarnain menekankan bahwa program pemerintah tidak cukup untuk menjaga keberlanjutan toleransi dan wawasan kebangsaan, melainkan diperlukan peran aktif dari pemuka agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan. Mereka diharapkan terus menanamkan nilai-nilai toleransi kepada generasi muda guna mempertahankan kerukunan sosial. Dengan demikian, Sumenep dapat terus menjadi contoh yang baik bagi daerah lain dalam memperkuat toleransi dan wawasan kebangsaan.
