Solusi Krisis Lahan Pemakaman di Surabaya: Tumpang Sebagai Pilihan Terbaik

by -29 Views

Kota-kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya, menghadapi masalah klasik yaitu keterbatasan lahan pemakaman. Untuk mengatasi hal ini, Surabaya menerapkan sistem tumpang, dimana jenazah ditumpuk dalam satu liang lahat. Meskipun sudah menjadi praktik umum, tidak semua keluarga merasa nyaman dengan metode ini.

Bagi sebagian masyarakat, menumpuk makam dianggap sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada anggota keluarga yang meninggal. Mereka ingin agar tetap bersama meski telah berpisah dunia. Namun, bagi orang lain, hal ini lebih disebabkan oleh keterbatasan pilihan.

Praktik tumpang ini membutuhkan keluarga untuk menyatukan tulang-belulang jenazah lama sebelum menambahkan jenazah baru ke dalam liang yang sama. Bahkan, ada beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Surabaya yang menumpuk tiga hingga empat jenazah dalam satu makam.

Meskipun secara agama sistem ini diperbolehkan, beberapa keluarga merasa tidak nyaman karena tidak dapat memberikan ruang pemakaman yang layak. Makam yang semakin padat juga sering menyulitkan peziarah yang ingin berdoa dengan tenang.

Saat ini, Pemerintah Kota Surabaya mengelola 13 TPU, antara lain TPU Keputih, Kembang Kuning, dan Babat Jerawat. Alternatif lain bagi warga adalah pemakaman yang masih memiliki ruang seperti TPU Keputih yang terbuka bagi non-Muslim.

Tetapi, apakah sistem tumpang ini akan berkelanjutan? Dengan populasi yang terus bertambah, sistem tumpang mungkin hanya menjadi solusi sementara. Tanpa kebijakan inovatif seperti pemakaman vertikal atau perluasan lahan, Surabaya akan terus dihadapkan pada krisis pemakaman di masa depan.

Source link