Menjelang bulan Ramadan tahun 1446 H, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat Islam dan masyarakat luas untuk tetap melanjutkan serta meningkatkan aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Hal ini dikarenakan praktik penjajahan, genosida, dan pengusiran etnis oleh Israel di Palestina masih terus berlangsung meskipun adanya gencatan senjata sejak Januari 2025. MUI menegaskan pentingnya menjaga konsistensi aksi boikot sebagai respons terhadap kebijakan genosida yang dilakukan Israel, termasuk rencana pengusiran paksa warga Palestina dari tanah airnya.
Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, menyampaikan dorongan untuk terus melakukan dan meningkatkan aksi boikot terhadap produk Israel serta pihak apapun yang terkait dengan gerakan zionis. Selama bulan Ramadan, MUI bersama organisasi Islam, lembaga amal, dan solidaritas Palestina akan melaksanakan kampanye “Shiyam Ramadaan, Kemanusiaan, dan Kemerdekaan Palestina” dengan tujuan memperkuat aksi boikot, meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Palestina, dan memperkuat solidaritas dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
MUI mengangkat bulan Ramadan sebagai momentum solidaritas Palestina, dengan mengajak umat Muslim untuk tidak hanya menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, tetapi juga berpuasa dari konsumsi produk yang terafiliasi dengan rezim pendudukan Israel sebagai bentuk refleksi peningkatan spiritualitas selama bulan suci Ramadan. Dalam konteks ini, MUI tidak secara spesifik menyebut merek atau produk yang terhubung dengan Israel, namun menegaskan pentingnya menjaga kesadaran dalam memilih konsumsi serta dukungan terhadap Palestina sebagai bagian dari ajaran agama.
