Kebijakan BMAD Berisiko Picu China Lakukan Retaliasi Perdagangan Indonesia

by -126 Views

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyatakan bahwa potensi retaliasi dari China merupakan ancaman serius bagi perdagangan Indonesia jika kebijakan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) dikenakan pada produk keramik dari negara tersebut.

Menurut Mohammad Faisal, penerapan BMAD harus dipertimbangkan dengan cermat mengingat risiko retaliasi yang dapat berdampak luas terhadap perdagangan domestik. Jika niat pemerintah adalah untuk melindungi industri keramik dalam negeri, penggunaan BMAD tidak efektif.

“Ia mengatakan bahwa penerapan bea masuk bersifat sementara, sehingga tidak menyembuhkan akar permasalahan. Oleh karena itu, jika pemberlakuan bea masuk bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri, tidak boleh hanya mengandalkan bea masuk saja. Akar permasalahannya harus diselesaikan,” ujar Faisal pada Sabtu (17/8/2024).

Faisal juga menekankan bahwa China berhasil maju dan memiliki daya saing karena mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya, termasuk dalam hal pajak, insentif, dan lain-lain.

“Pemerintah China memberikan banyak insentif kepada industri mereka sehingga produk mereka dapat dijual dengan harga yang lebih murah, termasuk insentif pajak, non-pajak, listrik murah, dan lain sebagainya,” jelasnya.

“Oleh karena itu, hal ini juga perlu dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia. Tidak hanya untuk industri keramik, tapi juga untuk industri lainnya yang menghadapi permasalahan serupa dengan produk-produk dari China,” tambahnya.