Lieutenant General (Retired) TNI Johannes Suryo Prabowo

by -48 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Saya mengenal Suryo Prabowo sejak saya masih seorang kadet. Dia lulusan Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) ‘76, jadi dia dua tahun lebih muda dari saya. Dia adalah penerima penghargaan Akademi tahun 1976 untuk kadet terbaik, Adhi Makayasa. Dia sangat cerdas. Dia juga penuh semangat dan patriotik. Salah satu alasan tentu karena ayahnya juga terlibat dalam ‘Generasi 45, seorang Kolonel di Angkatan Darat.

Sejak dia menjadi letnan, kapten, kemudian mayor, saya melihat bahwa dia selalu berada di lapangan. Bahkan ketika dia menjadi Brigadir Jenderal, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur (sekarang Timor Leste), sebagai Wakil Komandan Komando Resor Militer Timor Timur (KOREM), dia selalu berada di lapangan di saat-saat kritis. Dia adalah perwira TNI berpangkat tinggi terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah referendum. Dia membawa bendera Indonesia terakhir yang dikibarkan di bekas provinsi Indonesia.

Mungkin karena dia sangat cerdas, atasan-atasan nya sering tidak terlalu menyukainya. Mungkin juga karena dia terlalu dinamis atau terlalu kreatif sehingga para atasannya sering tidak benar-benar memahaminya.

Karena kecerdasan yang lebih tinggi dari rata-rata, dia sering dikritik oleh orang di sekitarnya yang menganggapnya sebagai ‘keminter’ (tahu segalanya) dan suka menggurui – dia cenderung memberikan nasihat kepada orang lain tanpa diminta karena keinginannya untuk memperbaiki organisasi Angkatan Bersenjata atau untuk memperbaiki suatu situasi.

Suryo Prabowo adalah tipe pemimpin yang berbicara langsung; dia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia berani, dan dia, menurut pendapat saya, salah satu jenderal tercerdas dari generasi kita. Karena ayahnya bagian dari ‘Generasi 45 dan karena dia bersama kelas ’78 AKABRI, kami semua sangat dipengaruhi oleh para jenderal dari ‘Generasi 45. Mereka bisa dianggap sebagai generasi terhebat dalam sejarah Indonesia hingga sekarang. Mungkin itulah sebabnya Suryo Prabowo dan saya akur. Kami memiliki cita-cita yang sama dan cinta terhadap negara kita yang terpatri di dalam kami oleh ‘Generasi 45.

Source link