FAJAR.CO.ID, MAKASSAR— Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mendukung sepenuhnya program keberlanjutan dalam industri nikel. Dia sepakat dengan PT Vale terkait menjalankan industri yang bersih dan memperhatikan lingkungan.
Jusuf Kalla menanggapi pertanyaan dari salah satu peserta, Faizal Amir, Dosen Fakultas Teknik UNM, mengenai perlunya mobil listrik yang terjangkau bagi masyarakat.
JK menjelaskan bahwa Kalla sedang membangun smelter di Palopo, dan salah satu prinsip yang ditekankan adalah sumber dayanya harus dari pembangkit listrik tenaga air atau PLTA.
“Mobil listrik yang paling mahal komponennya adalah baterainya, itu berasal dari nikel, lithium. Produsen lithium terbesar dunia ada di Indonesia. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan nilai tambah agar mobil listrik ini bisa terjangkau,” ungkap dia dalam acara Makassar Leadership Summit di Makassar, Selasa (28/11/2023).
Dia juga menekankan bahwa produksi komponen penting mobil listrik tersebut harus dilakukan dengan cara yang bersih.
“Karena walaupun mobil listrik, tetapi jika diproduksi menggunakan batubara, itu tidak akan mengubah keadaan. Jadi industri yang sebelumnya bersih, harus tetap bersih hingga akhir,” ungkap Jusuf Kalla.
Oleh karena itu, industri smelter yang dibangun oleh Kalla Group pun harus menggunakan pembangkit tenaga air. Seperti yang diketahui, Kalla memiliki pembangkit PLTA di Poso.
Menyambung pernyataan Jusuf Kalla, Febrianny Eddy berharap adanya kerja sama antara Vale dengan Kalla Group.
“Seperti yang disampaikan Pak JK, industri yang awalnya bersih, harus tetap bersih hingga akhir. Kita mengoperasikan tiga pembangkit PLTA dan mengeliminasi 1 juta ton karbon per tahun. Semoga ada kerja sama dengan Pak Lihin (Solihin Kalla),” ungkap Febriany.