Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa industri manufaktur telah merasakan dampak depresiasi mata uang rupiah saat ini. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya impor bahan baku dan logistik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat, 27 Oktober 2023 stagnan dan berpotensi melemah menjadi Rp 15.915 per dolar AS.
“Depresiasi rupiah saat ini tengah dirasakan oleh industri manufaktur. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menyebabkan kenaikan biaya impor bahan baku dan logistik. Sekarang juga diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman perbankan bagi sektor manufaktur,” ujar Agus dalam keterangannya.
Agus juga menyebutkan bahwa Bank Indonesia baru-baru ini menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen, dari sebelumnya 5,75 persen yang telah berlaku sejak Januari 2023. Hal ini mendorong industri manufaktur untuk menghitung ulang biaya produksi. Beberapa industri juga terpaksa memangkas margin keuntungan untuk menanggung beban biaya produksi.
Namun, pelaku industri dengan skala yang lebih kecil terpaksa melakukan penyesuaian harga akibat kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi yang semakin tinggi. Agus berharap agar inflasi di Indonesia tetap terkontrol dan tidak ada perubahan pada faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan biaya produksi di sektor industri.
Kemenperin mendorong penggunaan produk dalam negeri untuk mendukung sektor industri dalam negeri agar tetap produktif dan berdaya saing dalam situasi saat ini. Selain itu, belanja produk dalam negeri juga dapat menurunkan impor yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Kemenperin juga mendorong realisasi komitmen belanja Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah maupun BUMN tahun 2023 sebesar Rp 1.157,47 Triliun.