“Effendi Simbolon: Tuntutan Mundur Megawati untuk Kesejahteraan PDIP”

by -60 Views

Effendi Simbolon, mantan politisi PDI Perjuangan (PDIP), secara terbuka mengajukan seruan agar Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengundurkan diri dari jabatannya. Seruan ini muncul setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Efek dari penetapan status tersangka Hasto Kristiyanto ini telah menimbulkan dampak negatif bagi citra partai dan menenggelamkan PDIP dalam berbagai reaksi baik dari internal maupun eksternal.

Effendi Simbolon mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi yang menimpa Hasto Kristiyanto serta menilai bahwa kepemimpinan Megawati perlu dievaluasi. Ia berpendapat bahwa dengan Megawati mengundurkan diri sebagai Ketua Umum PDIP, hal tersebut akan menjadi langkah yang tepat untuk menjaga integritas partai tersebut. Partai beranggapan bahwa seruan Effendi ini hanya sebagai upaya dari pihak tertentu untuk mengganggu stabilitas dalam internal PDIP. PDIP juga menyoroti pertemuan antara Effendi dengan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu faktor yang memengaruhi pernyataan tersebut.

Effendi Simbolon, lahir di Banjarmasin pada 1 Desember 1964, dan dikenal sebagai politisi yang memiliki perjalanan panjang dalam dunia politik Indonesia. Sebagai anggota DPR dari PDIP sejak 2004 hingga 2024. Effendi terkenal sebagai sosok yang vokal dalam menyampaikan pendapat dan memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah dan partainya. Namun, pada Desember 2024, Effendi dipecat dari PDIP setelah terlibat dalam mendukung calon lain dalam pemilihan gubernur Jakarta, serta bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Dukungan Effendi Simbolon terhadap pengunduran diri Megawati Soekarnoputri dari jabatan Ketua Umum PDIP semakin menambah dinamika politik internal dalam partai tersebut. Respons resmi dari Megawati dan pengurus PDIP terkait seruan ini hingga kini masih belum diperoleh. Ketegangan internal dalam tubuh PDIP semakin terasa dan menjadi sorotan publik serta pengamat politik, menunjukkan perlunya perhatian lebih untuk memahami dampak politik yang mungkin muncul dari pernyataan Effendi ini.