Membaca Kebijakan Luar Negeri dari Setiap Calon Presiden

by -246 Views

Tim Riset Analisis Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi, Program Pascasarjana Hubungan Internasional Universitas Indonesia telah melakukan penilaian terhadap arah kebijakan luar negeri tiga calon presiden (capres) yang akan bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Penilaian tersebut didasarkan pada pidato dan tanya jawab para capres dalam forum yang diadakan oleh CSIS Jakarta pada tanggal 7, 8 dan 13 November 2023.

Anies Baswedan, capres nomor urut 1, menyusun strategi politik luar negerinya dengan tataran visi yang lengkap dan operasionalisasi rencana jangka panjang, menengah, dan pendek. Anies mengusung konsep “kekuatan cerdas berbasis nilai” atau “value-based smart power”, yang mengedepankan nilai-nilai sebagai panduan kebijakan luar negeri. Anies juga memberikan prioritas pada pemulihan institusi negara, strategi ekonomi berkeadilan, kelestarian lingkungan, serta menjaga keamanan.

Prabowo Subianto, pada saat itu, menekankan pentingnya Indonesia untuk berperan sebagai tetangga yang baik bagi negara-negara di sekitarnya. Prabowo memastikan bahwa kebijakan luar negerinya akan tetap berpegang kepada prinsip bebas-aktif dan tetap menjadikan Indonesia sebagai negara yang non-blok dan non-bersekutu. Prabowo juga menegaskan akan menjaga hubungan baik dengan negara-negara besar dan mempromosikan dialog, perdamaian, dan kompromi di kerjasama internasional.

Ganjar Pranowo, seorang calon presiden lainnya, memaparkan lima rencana prioritas politik luar negeri Indonesia dalam merespon berbagai permasalahan global yang terjadi. Rencana prioritas tersebut meliputi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, menciptakan kemandirian energi, membangun kedaulatan maritim, mendorong industrialisasi, dan memberikan perlindungan WNI.

Dari penilaian tersebut, Anies Baswedan terlihat memiliki konsep yang teroperasionalisasi dengan baik dari hulu hingga hilir. Prabowo Subianto memberikan penekanan pada bangunan utama kebijakan luar negerinya, sementara Ganjar Pranowo memiliki kekuatan pada keterukuran dalam program-program prioritas yang dia tawarkan.

Tulisan ini tidak bertujuan untuk menilai apakah tawaran mereka berbasis pada data yang memadai, namun para capres telah memberikan tawaran dan pilihan ada pada publik Indonesia untuk menentukan calon presiden Indonesia selanjutnya.