Reuni Aktivis Lintas Generasi Gresik: Sorot Kemunduran Demokrasi

by -22 Views

Gerakan Penolak Lupa (Gepal) mengadakan reuni bertema “Refleksi Bukan Solusi” menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Acara ini menjadi ajang berkumpulnya aktivis lintas generasi untuk merumuskan bentuk gerakan yang relevan dengan tantangan zaman. Dalam acara yang berlangsung di Gresik, sejumlah musisi lokal turut memeriahkan acara tersebut. Tokoh pergerakan dari era reformasi 1998 hingga aktivis muda duduk bersama, berbagi pengalaman, dan membahas strategi gerakan ke depan demi kemajuan bangsa, khususnya Kabupaten Gresik.

Ketua Gepal, Abdul Wahab, menyatakan acara ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang dinilai semakin jauh dari rakyat. Dia menegaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan untuk menilai apakah kemerdekaan hari ini sudah mencapai cita-cita Tan Malaka tentang “Kemerdekaan 100%” atau justru seperti sindiran Widji Thukul: “Kemerdekaan itu seperti nasi, dimakan menjadi tai.”

Forum seperti ini dihadiri oleh berbagai elemen, termasuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), serta Pemuda Pancasila (PP) Gresik. Mantan aktivis 1998 yang kini menjadi anggota DPRD Gresik, Yuyun Wahyudi, menilai perlunya rutinitas dalam penyelenggaraan forum semacam ini, sebagai wadah serap aspirasi dan kolaborasi antarorganisasi untuk bergerak sesuai spektrum masing-masing. Achmad Humaidi dari Forum Mahasiswa Jombang (Formajo) menegaskan bahwa kesadaran kritis massa harus dibangun, bukan hanya kesadaran semu.

Dengan demikian, reuni akivis lintas generasi di Gresik menjadi ajang penting bagi para tokoh pergerakan dan aktivis muda untuk merumuskan strategi gerakan yang berdampak positif bagi bangsa, serta menjaga semangat kemerdekaan dan demokrasi. Pada akhirnya, keberadaan acara semacam ini memberikan wadah bagi para pemuda untuk terlibat secara aktif dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Source link