Penulis novel terkenal, Tere Liye, mengeluarkan kritik pedas terhadap kebijakan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) satu pintu yang baru-baru ini diberlakukan. Menurutnya, kebijakan tersebut terbilang bodoh dan menyebabkan sejumlah konsekuensi yang merugikan, termasuk habisnya stok bensin di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell. Menurut Tere Liye, kejadian ini merupakan bukti bahwa pemerintah tidak memiliki niat untuk memajukan Indonesia atau bahkan dapat disebut sebagai tindakan yang bodoh dan tak bertanggung jawab.
Lebih lanjut, Tere Liye memberikan sejumlah alasan mengapa ia menyebut kebijakan impor BBM satu pintu tersebut sebagai suatu kesalahan yang besar. Ia menegaskan bahwa BBM yang dijual di SPBU swasta adalah produk tanpa subsidi, sehingga seharusnya tidak merugikan pemerintah karena dapat memberikan keuntungan berupa pemasukan pajak. Tere Liye juga berpendapat bahwa jika pemerintah menginginkan mengontrol SPBU swasta, langkah yang lebih bijak adalah menutupnya daripada membatasi impor.
Selain itu, Tere Liye juga menyoroti kasus korupsi yang terjadi dalam alokasi kuota impor, seperti gula dan daging sapi. Menurutnya, adanya persaingan dan manipulasi dalam alokasi kuota impor ini telah menjadi penyakit kronis dalam sistem impor di Indonesia. Tere Liye mengecam kebijakan impor BBM satu pintu sebagai bagian dari masalah yang lebih besar yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah.
