Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) terus berupaya menekan angka stunting sekaligus mengatasi kasus gizi buruk. Dalam upaya ini, Dikesda menekankan pentingnya dukungan dan keterlibatan aktif masyarakat. Kepala Dinas Kesehatan Daerah Blora, Edi Widayat, mengungkapkan bahwa angka stunting di Blora mengalami peningkatan menurut hasil dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh tim survei pusat. Untuk mengatasi masalah ini, pihak Dikesda terus melakukan penimbangan balita setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka. Selain itu, program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) termasuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal dan Dana Desa digunakan untuk penanganan kasus gizi buruk dan upaya pencegahan stunting.
Edi juga menyoroti pentingnya intervensi pencegahan stunting sejak usia remaja putri, karena kesiapan alat reproduksi wanita berpengaruh pada risiko kelahiran bayi stunting. Faktor-faktor seperti genetik, pola makan ibu menyusui, lingkungan, dan air bersih juga berperan dalam kasus stunting. Diperlukan kerja sama lintas sektor dan pemenuhan gizi anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk memutus rantai stunting. Edi menekankan bahwa penurunan angka stunting membutuhkan waktu dan usaha kolaboratif dari semua pihak, mulai dari dana pusat hingga dana desa. Seluruh program ini bertujuan untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan terbebas dari masalah stunting.