Yayasan Paseban Hadirkan Konservasi yang Berpadu dengan Teknologi

by -154 Views

Perayaan satu tahun Yayasan Paseban digelar dengan nuansa kekeluargaan dan penuh motivasi pelestarian lingkungan di Gedung Manggala Wanabakti. Tak hanya sekadar merayakan bertambahnya usia, yayasan ini mengundang perhatian dengan peluncuran kantor barunya, menandai dedikasi jangka panjang dalam bidang konservasi.

Sejumlah pejabat berpengaruh pun hadir, seperti Staf Khusus Menteri Kehutanan, Andi Saiful Haqdan, serta Kepala BP2SDM Indra Exploitasia. Partisipasi mereka menegaskan bahwa agenda pelestarian lingkungan yang digagas Yayasan Paseban mendapat sambutan kuat dari kalangan pemerintah dan sesuai dengan prioritas nasional dalam menjaga lingkungan.

Andy Utama, pendiri sekaligus Ketua Pembina Yayasan Paseban, berbagi kisah perjalanan organisasi ini selama setahun penuh kerja keras. Ia mengungkap rasa syukur atas solidaritas staf serta ranger hingga berhasil menanam puluhan ribu pohon lokal dan endemik Jawa Barat. “Sebanyak 17.000 pohon sudah kita tumbuhkan selama satu tahun bersama,” ungkap Andy dengan rasa bangga.

Mengusung teknologi, Yayasan Paseban memanfaatkan sistem tagging pohon berpadu pemetaan digital. Nantinya, keberadaan pohon yang ditanam dapat dipantau langsung melalui Google Earth, memungkinkan pemeriksaan dan evaluasi berkelanjutan. Andy menyoroti bahwa rasa memiliki serta kepedulian dalam merawat pohon sama pentingnya dengan inovasi metode konservasi itu sendiri.

Selain aksi penanaman pohon, yayasan ini turut memperkuat upaya pelestarian fauna lokal melalui program penangkaran burung non-komersial, khusus untuk spesies endemik Jawa Barat. Semua burung dari program ini nantinya akan dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya, sehingga kualitas ekosistem Megamendung semakin terjaga. Penting dicatat, program berjalan legal dengan dukungan SK dari Balai Besar KSDA Jawa Barat.

Dukungan dari para ahli lingkungan dan pemerintah turut mendorong semangat seluruh anggota yayasan. Andi Saiful Haq, menyampaikan pesan khusus Menteri Kehutanan, yang menegaskan perlunya menghadapi ancaman perusakan alam bersama-sama. “Manusia dapat melawan segala bentuk bencana buatan manusia,” katanya, mengutip pesan sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Wiratno, mantan Dirjen KSDAE, menyoroti posisi strategis kawasan Megamendung yang menjadi jantung keanekaragaman hayati kawasan Cagar Biosfer Cibodas. Menurutnya, keberhasilan menanam 17.000 pohon melampaui target awal 10.000 pohon merupakan wujud nyata kolaborasi antara Yayasan Paseban dengan Perum Perhutani dalam mengelola ratusan hektar lahan restorasi dan menjadi nilai warisan penting untuk masa depan.

Rangkaian acara ulang tahun ini menjadi pengingat bahwa konservasi tak sebatas angka dan statistik. Lebih dari itu, keberhasilan berasal dari dedikasi, inovasi, serta kecintaan manusia terhadap lingkungan sekitar. Dukungan lintas pihak dan penerapan teknologi menjadi bukti bahwa harapan pelestarian alam makin kokoh jika dijalankan bersama.

Sumber: Surga Konservasi Di Megamendung: Hutan Dan Burung Endemik Terjaga
Sumber: Megamendung Jadi Surga Konservasi: Pohon Dan Burung Endemik Dirawat Dengan Hati