Masyarakat Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, masih mempertahankan tradisi sedekah bumi hingga sekarang. Acara tahunan ini diadakan setiap bulan Muharram sebagai upaya pelestarian tradisi lokal dan budaya. Pada tanggal 24 Juli 2024, ratusan warga dari berbagai usia berkumpul untuk menghadiri acara sedekah bumi tersebut. Ritual ini melibatkan pengarakkan gunungan hasil bumi dan Kentongan tua, sebuah artefak warisan leluhur. Kentongan tersebut hanya dikeluarkan sekali dalam setahun pada acara sedekah bumi dan kemudian disimpan kembali setelah diarak.
Selain itu, gunungan hasil bumi yang diarak menjadi rebutan bagi warga karena dipercaya membawa keberkahan setelah dibacakan roa oleh tokoh adat setempat. Acara ini juga diwarnai dengan pertunjukan wayang kulit sebagai bagian dari rangkaian sedekah bumi. Kepala Desa Dermasuci, Mulyanto, menyatakan dukungan penuh Pemerintah Desa terhadap kegiatan tradisional tersebut sebagai bagian dari pelestarian warisan leluhur dan budaya lokal. Mayoritas warga desa tersebut adalah petani yang sangat menggantungkan hidup dari hasil pertanian warisan leluhur mereka.
Sedekah bumi di Desa Dermasuci tidak hanya menjadi wujud rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga sebagai harapan akan kelimpahan rezeki dan keselamatan dari segala bencana. Masyarakat sangat melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya yang harus dijaga. Melalui tradisi ini, Desa Dermasuci tetap merawat akar budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.