Kasus dugaan penelantaran anak oleh ASN di Jeneponto memanas dengan munculnya dua perempuan yang menjadi korban. Salah satunya adalah HNP, yang mengungkapkan bahwa dia adalah istri siri dari ASN tersebut dan telah memiliki tiga anak dari hubungan mereka. HNP menuntut tanggung jawab dari ASN tersebut yang dinilainya telah melanggar kode etik dan tidak mengakui anak-anak mereka. Dia bahkan menyatakan akan melakukan laporan resmi ke kepolisian atas dugaan penelantaran anak.
Selain HNP, Rizka juga turut mengungkap kisah pilunya sebagai korban penelantaran anak oleh ASN yang sama. Rizka telah berjuang sendiri membesarkan anaknya tanpa bantuan dari sang ayah. Meskipun ASN tersebut membantah tuduhan penelantaran anak, munculnya dua perempuan yang memberikan kesaksian serupa menjadi perhatian masyarakat. Banyak pihak mengharapkan tindakan tegas dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto terkait kasus ini yang dianggap telah mencoreng citra birokrasi.
Pemerhati sosial juga menyoroti kasus ini sebagai potensi pelanggaran berat terhadap Peraturan Pemerintah tentang Disiplin PNS. Mereka menilai bahwa ASN yang terlibat telah melanggar etika dan kode perilaku sebagai abdi negara. Skandal ini juga dianggap sebagai peringatan serius akan pentingnya tanggung jawab moral terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban. Semua pihak berharap agar kasus ini dapat diselesaikan dengan adil dan transparan demi keadilan bagi para korban.
