Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN) bersama GP Ansor Surabaya mengadakan ziarah ke makam dr. Radjamin Nasution, Wali Kota pertama Surabaya, dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-732. Di TPU Rangkah, makam dr. Radjamin Nasution terlihat sunyi tanpa prasasti atau penanda sejarah, membuatnya terlupakan oleh kota yang sedang merayakan ulang tahunnya. Ketua Umum FJN, Muhammad Didi Rosadi, mempertanyakan kurangnya penghormatan dari pemerintah kepada sosok penting ini dan mengusulkan agar nama dr. Radjamin diabadikan menjadi nama jalan protokol di Surabaya.
Tindakan nyata dari Pemerintah Kota Surabaya diperlukan untuk menghormati dr. Radjamin Nasution. Usulan untuk memberi penanda resmi pada makam dan merubah nama jalan di sekitarnya dinilai tidak sulit secara administratif. Diday, sapaan akrab Ketua Umum FJN, juga menyoroti kesederhanaan keluarga dr. Radjamin Nasution yang pada saat pemakaman menolak pemakaman di Taman Makam Pahlawan.
Dalam peringatan ulang tahun kota, penting untuk menjaga sejarah dan menghormati jasa para pendiri kota. Pertanyaan pun muncul, apakah Surabaya memiliki tempat yang layak untuk mengenang para jasa pendiri kota ini. Masyarakat menantikan tindakan nyata dari Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan penghormatan yang layak kepada tokoh-tokoh sejarah yang telah memberikan kontribusi besar bagi kota ini.