Petugas gabungan melakukan penggeledahan di salah satu hunian warga binaan di Lapas Kediri, Jawa Timur. Dalam razia yang digelar pada Jumat pagi (25/4) di Lapas Kelas IIA Kediri, ditemukan sejumlah senjata tajam rakitan dan benda logam berbahaya. Penemuan ini menyoroti potensi ancaman yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan yang kelebihan kapasitas.
Razia ini merupakan bagian dari kampanye nasional zero halinar yang menyuarakan kebebasan dari handphone, pungutan liar, dan narkoba, yang dipromosikan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Meskipun tidak ada penemuan alat komunikasi ilegal atau zat terlarang, keberadaan peralatan tajam rakitan menunjukkan potensi ancaman terhadap keamanan internal.
Lebih dari 100 personel gabungan dari berbagai instansi seperti Lapas Kediri, Polres Kota dan Kabupaten Kediri, Subdenpom V/2-2, BNN, serta Satbrimob Polda Jatim dilibatkan dalam penggeledahan yang berlangsung sistematis dan menyeluruh. Tim dibagi menjadi sembilan regu untuk menyisir blok hunian dari A hingga D, termasuk blok wanita, dengan pengawasan ketat.
Kalapas Kediri, Solichin, yang memimpin langsung operasi ini, menekankan pentingnya pendekatan humanis selama razia. Namun, temuan senjata rakitan menunjukkan adanya kerentanan yang harus diwaspadai. Dengan kapasitas Lapas Kediri yang ideal untuk 325 orang tetapi memiliki 946 penghuni, situasi ini mencerminkan kelebihan beban lembaga pemasyarakatan di Indonesia.
Barang-barang terlarang yang ditemukan selama razia diamankan dan sedang dalam proses inventarisasi untuk selanjutnya dimusnahkan. Operasi ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-61.
