Lamongan mungkin belum diketahui sebagai pusat batik, namun Batik Tulis Soedjono berhasil menarik perhatian melalui karya-karya Umbar Basuki. UMKM ini tidak hanya fokus pada produksi batik, tetapi juga bertujuan untuk memberikan pendidikan tentang warisan batik tulis kepada generasi muda serta memberdayakan masyarakat setempat.
Umbar menyadari bahwa pemahaman tentang batik di Lamongan masih terbatas. Oleh karena itu, pada tahun 2019, ia memulai usaha batik tulis custom yang memungkinkan pelanggan untuk menciptakan motif sesuai dengan keinginan mereka. Konsep ini diterima dengan baik oleh para pecinta batik karena menawarkan keunikan, di mana setiap motif hanya dibuat satu kali tanpa duplikasi. Batik Tulis Soedjono bukan sekadar produk, tetapi juga hadir dengan visi untuk membuktikan bahwa batik bisa modern, fleksibel, dan terjangkau dengan harga mulai dari Rp 250 ribu per potong.
Perjalanan membangun Batik Tulis Soedjono tidaklah mudah. Umbar harus memulai dari awal dalam membangun jaringan produksi batik, dari desain hingga pewarnaan. Namun, dengan meningkatnya permintaan, ia mulai melibatkan masyarakat sekitar untuk membantu dalam proses produksi dan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu setempat. Melalui kesabaran dan tekad, Batik Tulis Soedjono berhasil mengubah pandangan bahwa batik tulis adalah produk mewah dan kuno, menjadi busana modern dan terjangkau.
Dengan upayanya, Umbar Basuki telah membawa nama Lamongan sebagai pemain yang berpotensi dalam dunia batik, serta menginspirasi generasi muda untuk tetap memperhatikan keberagaman budaya dan menjaga warisan leluhur. Artinya, Batik Tulis Soedjono tidak hanya sekadar sebuah produk fashion, tetapi juga merupakan cerminan dari keberanian dan semangat untuk melestarikan budaya lokal.