Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Celios) memperingatkan pemerintah tentang dampak dari kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan tarif resiprokal Indonesia hingga 32%, jauh di atas tarif dasar 10% yang berlaku untuk semua negara. Pertimbangan utama adalah potensi pelemahan nilai tukar rupiah dan konsekuensi ekonomi yang luas. Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menekankan bahwa depresiasi rupiah dapat menimbulkan berbagai masalah seperti penurunan IHSG dan kenaikan harga barang impor. Menyikapi situasi ini, Bhima menyarankan Indonesia untuk memanfaatkan peluang relokasi industri, namun juga menegaskan pentingnya faktor-faktor lain seperti regulasi yang konsisten, efisiensi perizinan, dan stabilitas kebijakan. Pasar saham pun berpotensi merasakan dampak dengan arus keluar modal yang signifikan pasca libur Lebaran, dengan kemungkinan trading halt jika tekanan semakin besar. Melihat kondisi tersebut, langkah-langkah strategis di bidang ekonomi dan keuangan akan sangat vital bagi Indonesia dalam menghadapi kebijakan AS.
Strategi Indonesia Hadapi Tarif AS Saat Rupiah Melemah
