Penukaran Uang Lebaran: Masyarakat Diajak Beralih ke QRIS

by -22 Views

Bank Indonesia (BI) kembali menggelar program penukaran uang Rupiah menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025 melalui program “Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri” (Serambi). Inisiatif ini bukan hanya sebagai layanan penukaran uang, tetapi juga sebagai momen untuk memperkuat literasi keuangan digital di tengah masyarakat yang masih cenderung menggunakan uang tunai saat hari raya.

Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono, menyatakan bahwa program SERAMBI 2025 tidak sekadar untuk memenuhi kebutuhan uang layak edar (ULE) senilai Rp180,9 triliun, tetapi juga untuk menggalakkan penggunaan pembayaran digital dalam transaksi masyarakat. Langkah ini diharapkan akan memperkenalkan kemudahan pembayaran non-tunai melalui QRIS, mobile banking, dan internet banking kepada masyarakat.

Aplikasi PINTAR untuk pemesanan penukaran uang diharapkan dapat membantu mengurangi antrean panjang dan menyebarkan uang Rupiah secara merata. Layanan ini tersedia di kas keliling, kantor bank umum, dan lokasi ibadah yang ramai selama bulan Ramadan.

Walaupun program digital semakin digalakkan, BI tetap mempertahankan tradisi penukaran uang baru untuk keperluan THR (Tunjangan Hari Raya) yang merupakan bagian penting dalam menyambut Idulfitri. Tradisi ini memiliki nilai sosial dan budaya yang kuat, sesuai penilaian dari peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira.

Program Serambi juga digunakan untuk kampanye Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan keaslian dan kelayakan uang Rupiah dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) dan prinsip 5J (Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan distapler, Jangan dibasahi).

Meskipun transaksi digital semakin populer, kebiasaan memberikan uang baru saat Lebaran masih menjadi tradisi yang sulit dilupakan. Melalui program Serambi 2025, BI berusaha menjaga keseimbangan antara tradisi dan transformasi, memperkuat kepercayaan pada Rupiah sebagai lambang kedaulatan bangsa, sambil mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekosistem pembayaran digital yang inklusif.

Source link