PT Vale Menjadikan ESG Sebagai Kunci untuk Mewujudkan Praktik Nikel Bersih di Indonesia

by -49 Views

Industri nikel di Indonesia mengalami stigma praktik dirty nickel atau pertambangan kotor. Stigma ini menunjukkan bahwa perusahaan tambang dianggap memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kualitas hidup di wilayah operasinya.

Indonesia menjadi pusat perhatian dalam industri nikel. Negara ini memiliki cadangan nikel terbesar, dan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) adalah pelopor dalam industri nikel di Indonesia.

PT Vale telah berdiri selama 56 tahun dan telah berhasil membuktikan bahwa praktik pertambangan nikel di Indonesia dapat bersih jika diterapkan dengan standar Environmental, Social, dan Governance (ESG).

CEO PT Vale, Febriany Eddy, mengatakan bahwa perusahaan berfokus pada keseimbangan antara manusia, keuntungan perusahaan, dan planet (People, Profit, Planet) atau prinsip 3P. Perusahaan berusaha untuk merawat lingkungan seiring dengan melakukan bisnisnya. Konsep reklamasi progresif menjadi salah satu pembeda PT Vale dalam upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Hingga Juni 2024, PT Vale telah membuka lahan tambang seluas 5.761 hektare, di mana sebanyak 3.780 hektare telah direklamasi. PT Vale memiliki nursery atau fasilitas pembibitan di Taman Kehati Sawerigading Wallacea dengan kapasitas produksi hingga 700.000 bibit per pohon per tahun.