FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Pertumbuhan ekonomi Sulsel masih di angka 4,71 persen. Angka itu masih jauh dari pencapaian sebelum pandemi di atas 7 persen.
Perekonomian Sulsel berada di bawah nasional sebesar 5,01 persen. Sementara jumlah penduduk miskin masih tinggi di angka 8,7 persen. Angka kemiskinan ini bertahan empat hingga lima tahun terakhir. Sementara pengangguran jumlahnya 4,33 persen.
Meski demikian, masih ada harapan perekonomian Sulsel mencapai angka 7 persen. Kuncinya, manfaatkan kekayaan sumber daya alam (SDA). Namun perlu jadi perhatian adalah, ekonomi bertumbuh dianggap tidak cukup. Harus ada pemerataan di segala sektor.
Ketua Dewan Kehormatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Kelurahan Sulawesi Selatan (BPP KKSS) Jusuf Kalla (JK), mengatakan perekonomian tidak boleh dilihat hanya dari sekadar pertumbuhan saja. Akan tetapi, kata JK bagaimana pemerataannya.
Wakil Presiden ke-10 dan 12 itu menyarankan agar pemerintah tidak sekadar melihat data statistik, namun memantau kondisi riil. Meskipun data statistik itu penting tuturnya, namun jangan terlalu bergantung.
“Kesejahteraan itu bisa dilihat dari pertumbuhan dan pemerataan yang baik,” ucap JK saat pembukaan PSBM XXIV di Four Point by Sheraton Makassar, Minggu, 21 April.
Mantan Ketua Kadin Sulsel itu menegaskan, cikal bakal terlaksana Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) adalah untuk menumbuhkan kembali semangat para pengusaha Sulsel. JK ingat sekali bahwa di Sulsel pernah ada lima bank milik saudagar.
“Sekarang sudah mulai redup, itu mau kita tumbuhkan lagi,” tuturnya.