Kinerja Satgas Pangan Dipertanyakan pada Kenaikan Harga Beras

by -68 Views

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Kenaikan harga beras membuat pemerintah bingung. Bulog mengaku stok melimpah, namun di pasar kosong.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sulsel Rahayu Juita Ghalib, menyatakan pihaknya sedang mempelajari terkait kenaikan harga beras beberapa pekan terakhir. Rahayu merasa ada kejanggalan terkait gejolak harga tersebut.

“Informasi dari Bulog, ketersediaan beras masih banyak. Jika stok di pasar dikatakan menipis, ini agak janggal,” ujarnya, Minggu, 25 Februari.

Rahayu juga menyebut bahwa laporan Dinas Pertanian mencatat hasil panen pada tahun 2023 mencapai tiga juta ton lebih, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat Sulsel hanya sekitar 1,5 juta ton.

“Sehingga ada surplus beras yang cukup banyak, makanya kami agak bingung,” kata Rahayu.

Dijelaskannya bahwa informasi dari toko ritel juga menunjukkan tidak adanya stok beras. Hal yang sama terjadi di pasar, dimana stoknya semakin menipis. Selain itu, intervensi yang dilakukan Bulog dalam beberapa bulan terakhir disebut tidak sampai pada masyarakat.

“Kami membutuhkan tim khusus turun untuk memberikan penjelasan mengenai hal ini,” tegasnya.

Dinas Perdagangan Sulsel telah sering melakukan pasar murah untuk membantu menekan harga di pasaran, tetapi Rahayu menganggap langkah tersebut belum cukup efektif untuk mengendalikan inflasi. Oleh karena itu, tim khusus pangan perlu turun langsung melakukan penyelidikan.

Di Kabupaten Bone, harga beras terus konsisten naik hingga mencapai Rp15 ribu per kg. Meskipun Bone merupakan lumbung pangan Sulsel, kondisi ini masih berdampak pada masyarakat.