Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI Purn Sarwo Edhie Wibowo: Sebuah Telaah

by -115 Views
Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI Purn Sarwo Edhie Wibowo: Sebuah Telaah

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saya pertama kali mengenal Jenderal Sarwo Edhie ketika saya masih menjadi Taruna. Saat itu beliau belum menjabat sebagai Gubernur AKABRI, sekarang AKMIL, namun namanya sudah sangat terkenal.

Pak Sarwo Edhie juga dekat dengan orang tua saya. Sebelum saya resmi menjadi anak buahnya Pak Sarwo Edhie, saya sudah sering mendengar cerita-cerita tentang beliau dari orang tua saya. Bagaimana Pak Sarwo memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1965.

Beliau adalah sosok yang karismatik. Tampan, gagah, selalu berpakaian rapi. Beliau juga terkenal sebagai orang yang memimpin operasi dari depan. Sebagai komandan RPKAD, beliau masih terjun ke lapangan sehingga beliau juga menjadi idola mahasiswa, anak muda, dan idola kami perwira dan taruna muda.

Sebagai orang tua saya di AKABRI, beliau sering menceritakan pengalaman-pengalamannya. Beliau menanamkan semangat untuk tidak menyerah, semangat patriotisme kepada kami Taruna AKABRI. Beliau juga sempat membuat buku dengan judul “Hidupku Adalah Untuk Negara dan Bangsa.” Nilai-nilai ini ditanamkan kepada kami sebagai Taruna AKABRI. Suasana patriotisme dengan nilai-nilai cinta tanah air, bangga terhadap warisan nenek moyang. Itulah yang ditanamkan oleh Pak Sarwo kepada kami.

Saya ingat, setelah beliau berhenti dari dinas aktif, beliau sempat menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan juga menjadi Ketua Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). Beliau tetap mempertahankan sikapnya sebagai prajurit.

Sebagai prajurit yang terkenal jujur, saat beliau meninggal beliau tidak meninggalkan banyak harta. Dalam perjalanan hidup beliau, beliau menikahkan tiga putrinya kepada tiga lulusan Akademi Militer. Yang pertama dengan Kolonel Infanteri Hadi Utomo, lulusan tahun 70. Yang kedua dengan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan tahun 73, yang kemudian menjadi Presiden RI. Yang ketiga dengan Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, yang kemudian menjadi Panglima Kostrad. Saya juga kenal baik ketiga perwira tersebut.

Source link