Kota Metropolitan

by -113 Views

67 tahun yang lalu, Presiden Brasil Juscelino Kubitschek membuat keputusan yang tidak biasa. Ia memutuskan untuk memindahkan ibukota Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia, sebuah hutan belantara di jantung negeri Samba. Alasan di balik keputusan ini adalah karena Rio de Janeiro sudah tidak lagi ideal sebagai ibukota negara karena kepadatan populasi dan pesisir yang tinggi. Kubitschek juga ingin meratakan pembangunan dan kesejahteraan ke daerah pedalaman Brasil.

Keputusan Kubitschek menuai beragam respons. Ada yang menganggapnya visioner dan perlu didukung, ada pula yang mencemoohnya sebagai ide gila, dan ada yang mempertanyakan sumber pendanaannya. Namun, Kubitschek berhasil memindahkan dan membangun ibukota baru dari nol, suatu hal yang sebelumnya selalu gagal dilakukan oleh para pendahulunya.

Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Rubem Antonio Barbosa, mengatakan bahwa sejarah mencatat keputusan dan keberhasilan Kubitschek sebagai keputusan yang tepat. Penyebaran populasi pun menjadi lebih merata, dan Brasilia kini memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Brasil dan bahkan di Latin Amerika.

Meskipun tidak ada ibukota yang sempurna, Brasilia diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO karena arsitektur modern dan tata kotanya yang unik.

Lebih dari 30 negara telah memindahkan ibukotanya dalam 100 tahun terakhir, dan Indonesia tidak terkecuali. Pemindahan ibukota Indonesia bukan hanya tentang relokasi geografis, tetapi juga tentang meredefinisi prioritas pembangunan, pemerataan kesejahteraan, dan penataan ulang pusat gravitasi ekonomi dan politik.

Keputusan ini mungkin tidak mudah, tetapi dapat berbuah manis di masa depan. Indonesia memasuki babak baru dalam sejarahnya, dan babak tersebut ada di Nusantara.