Penyerahan bantuan rumah syukur layak huni oleh Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Kiai Muchammad Muchtar Muchti di pondok Pesantren Majmaal Bahrain, Sabtu (28/10/2023).( Foto: Gono Dwi Santoso/Suaraindonesia.co.id).
JOMBANG,Suaraindonesia.co.id – Memperingati hari Sumpah Pemuda ke-95, Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa ( OPSHID FKYME) membagikan sebanyak 66 unit rumah syukur layak huni kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia, Sabtu (28/10/2023).
Penyerahan secara simbolis disampaikan Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Kiai Muchammad Muchtar Muchti di pondok pesantren Majmaal Bahrain di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang diberikan langsung oleh
Perlu diketahui, sebanyak 66 unit rumah syukur layak huni ini merupakan rekor terbanyak organisasi, sepanjang sejarah berjalannya program santunan Rumah Layak Huni oleh OPSHID, sejak tahun 2008 yang dikomandoi langsung oleh Pimpinan dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat OPSHID (DPP OPSHID) M. Subchi Azal Tsani.
Ditemui seusai acara, Mulyono, Sekretaris DPP Opshid Shiddiqiyyah mengatakan, dalam semangat Sumpah Pemuda ini, Opshid Shiddiqiyyah membangun 66 unit rumah syukur layak huni di seluruh Indonesia.
“Di mana dalam pembangunan dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, OPSHID telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan rumah tersebut,” ujarnya.
Terhitung sejak peletakkan batu pertama serentak pada 17 September 2023. Selain waktu yang cepat, pembangunannya pun menggunakan material terbaik.
Mulyono menjelaskan, program rumah syukur layak huni ini berbeda dengan program bedah rumah pada umumnya. Biasanya, program bantuan bedah rumah hanya merenovasi sebagian rumah. “Kalau di kami bedah rumah beserta isinya kita cukupi semua,” ujarnya.
Menurut Mulyono, program rumah syukur layak huni ini membongkar total rumah yang tidak layak huni dan dibangun kembali. “100 persen gratis. Baik material, tenaga kerja, konsumsi proyek Rumah Syukur ini non-politik dan tidak memandang ras, suku, maupun agama,” tambahnya.
Mulyono menjelaskan, untuk penentuan penerima Rumah Syukur tidak didasarkan kepada apakah dia murid Shiddiqiyyah atau bukan. Bahkan ada penerima yang berasal dari agama lain yang kurang mampu.
Rumah syukur ini untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memang membutuhkan. Malah presentasi penerima dari warga Shiddiqiyyah hanya 5%.
“Mega proyek yang dilaksanakan dalam waktu relatif singkat ini, didanai oleh kemandirian serta gotong royong pemuda Shiddiqiyyah dan warga Shiddiqiyyah,” pungkasnya
Ditemui selesai acara salah satu penerima Rumah Syukur, yaitu Anjelika Wulandari yang berasal dari Semarang mengatakan bersyukur telah dibangunkan rumah oleh OPSHID.
“Sebelumnya saya tidak punya rumah, saya numpang di tempat paman dan Alhamdulillah sekarang di bangunkan sampai selesai rumah oleh Opshid Shiddiqiyyah,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan sosial progam rumah syukur layak huni Shiddiqiyyah ini diharapakan bisa membantu dan mengurangi beban pemerintah sehingga masyarakat kehidupannya bisa lebih baik.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Danu Sukendro |