Disain APBN Telah Dipersiapkan Untuk Menghadapi Berbagai Guncangan Global

by -128 Views

Selasa, 24 Oktober 2023 – 17:07 WIB

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah dirancang untuk siap menghadapi berbagai guncangan global. Antisipasi seperti ini bahkan telah dilakukan sejak tahun lalu, saat harga minyak dunia meningkat mencapai di atas US$100 per barel.

“Seperti yang telah kita tunjukkan dalam APBN sejak tahun 2022, ketika harga minyak di atas US$100 per barel. Saat itu, pemerintah telah menggunakan APBN sebagai penyerap guncangan,” kata Febrio dalam BNI Investor’s Daily Summit 2023, Selasa, 24 Oktober 2023.

Ia memastikan bahwa Kementerian Keuangan telah mengidentifikasi berbagai risiko global yang mungkin terjadi dan berpotensi memicu ketidakpastian di masa depan.

Selain itu, perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak tahun lalu dan belum berakhir hingga saat ini, serta eskalasi konflik di Timur Tengah antara Hamas-Israel yang baru-baru ini kembali memanas, juga menambah ketidakpastian global.

Febrio juga menjelaskan masalah hubungan dagang dan ekonomi antara Amerika Serikat dan China yang berpotensi menimbulkan risiko dan persaingan yang lebih divergen di masa depan. Kerentanan di sisi internal perekonomian Amerika Serikat, seperti kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi, juga dapat memengaruhi ketidakstabilan sektor eksternal perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, Febrio memastikan bahwa pemerintah telah merancang APBN untuk tetap tangguh di tengah ketidakpastian perekonomian global. Selain itu, Kementerian Keuangan juga terus berfokus untuk mendorong daya beli masyarakat agar menghambat pertumbuhan kemiskinan dan mempertahankan kesejahteraan masyarakat.

Febrio juga menyebut bahwa pemerintah fokus dalam menjaga defisit APBN. Defisit APBN berhasil ditekan dari 6,09 persen pada 2020 menjadi 2,35 persen pada 2022. Capaian tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, yang menetapkan batas defisit APBN harus kembali di bawah 3 persen per tahun pada 2023.

“Jadi itu semua konsolidasinya satu tahun lebih awal,” ujarnya.